PEMBIBITAN BELUT

PERSYARATAN LOKASI

1) Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan
geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat
berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan
kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.

2) Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu
keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah
pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.

3) Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar
antara 25-31 derajat C.

4) Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan
kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu
ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa
tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.

PENYIAPAN BIBIT

1) Menyiapkan Bibit a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara
intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan
dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan. b.
Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit
diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam. c. Pemilihan
bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya
belut yang dipijahkan 40± 30 cm dan belut jantan berukuran ±adalah
belut betina berukuran cm. d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan
dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam
seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-
telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan
ukuran anak belut berkisar 1,5-2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera
diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit.
Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan
di kolam 1 (satu) bulan sampai anak belut±pendederan calon bibit
selama tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah
bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan
atau empat bulan.

2) Perlakuan dan Perawatan Bibit Dari hasil pemijahan anak belut
ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal
ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang
hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air
yang mengalir.

PEMELIHARAAN PEMBESARAN 

1) Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk
pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah
satu bahan organik utama.

2) Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa
cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari
sekali.

3) Pemberian Vaksinasi

4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada
pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari
luar dan dalam kolam tidak beracun.

Dikutip dari : http://groups.google.co.id/group/belutjawa/msg/93463d210c0da8b0

Bbit belut dari kolam perbanyakan

By BPP Padang Ulak Tanding Dikirimkan di Pembibitan

BUDIDAYA BELUT

belut dari sawah

Belut Tantangan dan Harapan Masa Depan

Budidaya Belut saat ini dirasa sangat menguntungkan mengingat permintaan dalam dan luar negeri terus meningkat, namun Belut alam yang hidup bebas sangat sulit ditemukan. Penggunaan pestisida pembahas hama dilahan pertanian ternyata berdampak menghilangnya sebagian spesies ikan, termasuk belut. Hal ini sangat memprihatinkan, bila dipandang dari segi keseimbangan alam. Kelestarian alam merupakan tanggungjawab bersama penghuni bumi. Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempitpun dapat memelihara belut. Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama. Disisi lain kita memerlukan tata cara panen, pasca panen, pemasaran dan pencatatan. Teknik Budidaya dan Pemeliharaan Belut

  1. Tempat/Lokasi Budidaya Pemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam.
  2. Kolam ini dapat diatas tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain sebagainya. Pembuatan kolam Lokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam, baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.
  3. Media Pemeliharaan Kolam budidaya belut menggunakan media pemelihaan sebagai tempat hidup berupa tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut : Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.
  • Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.
  • Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
  • Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.
  • Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil. 
    1. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.
    2. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang sampai menutupi permukaan kolam. Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.
    3. Pemilihan Benih Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal. Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan. Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :

    1. Ciri Induk Belut Jantan Berukuran panjang lebih dari 40 cm. Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu. Bentuk kepala tumpul. Usia diatas sepuluh bulan.

    2. Ciri Induk Belut Betina Berukuran panjang 20-30 cm Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut Bentuk kepala runcing Usia dibawah sembilan bulan.

    e. Perkembangan Belut Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan suhu sekitar 28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. Lubang berbentuk “U”dimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.

    f. Penetasan Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.

    g. Makanan dan kebiasaan makan Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan berdiameter 5 cm.

    h. Hama belut Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya, sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.

    Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan. Perlakukan pasca panenpun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak. Belut merupakan makanan bergizi yang layak dikonsumsi manusia, sehingga dapat dipasarkan dimanapun, baik lokal maupun ekspor dengan harga yang cukup menguntungkan. Dalam rangka budidaya ini akan diselenggarakan Seminar atau Pelatihan Budidaya Belut dengan instruktur/narasumber Ir. R.M. Sonson Sundoro di Kaliurang pada tanggal 12-13 Februari 2005 dengan materi “Teknik Budidaya Belut” di Wisma Taman Eden Kaliurang Yogyakarta. Kontribusi Pelatihan ini Rp. 525.000,- dengan fasilitas training kit, sertifikat, kartu anggota plasma, kaos, tas, kontrak jaminan pemasaran, transportasi ke peternak belut dan pertanggungan asuransi jiwa.

    By BPP Padang Ulak Tanding Dikirimkan di umum